Satu hal yang perlu diketahui, kehadiran jenong pada cichlid bervariasi
sepanjang waktu. Pada waktu-waktu tertentu jenong akan tampak membesar, terutama
pada saat menjelang masa kawin. Sedangkan pada selang waktu yang lain ,
khususnya pada masa-masa dimana diperlukan banyak energi, sebut saja pada saat
kawin, mereka akan mengecil, atau bahkan hilang sama sekali. Hal ini
menunjukkan bahwa ukuran jenong tergantung pada bioritme ikan yang
bersangkutan.
Yang pasti, sifat jenong merupakan sifat yang diturunkan. Sebagai contoh
kalau kita memelihara anakan C. citrinelum, tanpa diberikan perlakuan khusus
apapun, maka ikan ini setelah sampai pada masanya akan tumbuh jenong di
kepalanya, bahkan mencapai ukuran yang aduhai. Oleh karena itu, dalam
hubungannya dengan Louhan, hal ini perlu diberi catatan. Seperti dikemukakan
sebelumnya Louhan adalah hibrid dari berbagai jenis cichlid.
Dengan demikian,
apabila tetua dari Louhan ini merupakan jenis cichlid dari jenis jenong, maka
keturunannya akan jenong, sekaliapun tanpa perlakuan khusus. Sayangnya untuk
mengetahui tetua Louhan yang sebenarnya tidak terlalu mudah, karena tetuanya
masih sering dirahasiakan. Hanya kejujuran dari para breeder lah yang tampaknya
masih dapat dijadikan pegangan.
Beberapa upaya “penjenongan” kepala Louhan yang sering dianjurkan selama
ini, kurang lebih mengacu pada dugaan-dugaan fungsi dari jenong pada kaluarga
cichlid. Misalnya pemberian cermin. Pemberian cermin diyakini dapat membuat
Louhan menjadi jenong, hal ini nampaknya berkaitan dengan dugaan bahwa jenong
adalah alat berkelahi. Dengan demikian, dengan adanya bayangan dirinya pada
cermin tersebut, Louhan akan merasa dirinya memiliki musuh, sehingga memicu
hormon tertentu dalam tubuhnya untuk membesarkan jenongnya.
Bagi mereka yang menganut dugaan bahwa jenong adalah media
penyimpan makanan, maka perlakuan dengan memberikan pakan jenis tertentu,
khususnya dengan kadar lemak tinggi. Beberapa memberikan perlakuan dengan menempatkan Lohan pada
tempat yang sempit, sehingga Louhan tidak bisa banyak bergerak agar tidak
banyak energi yang terbuang. Hal ini diharapkan akan menyebabkan terjadinya
penimbunan lemak pada jenong, sehingga jenong akan membesar.
Tidak ada salahnya apabila kita mencoba berbagai upaya tesebut, selama
hal tersebut dilakukan dalam batas-batas yang normal, dan dengan memperhatikan
kepentingan ikan itu sendiri. Artinya jangan sampai apa yang kita lakukan
justru berubah menjadi bentuk penyiksaan pada ikan yang bersangkutan.
Lakukanlah hal tersebut dalam batas-batas kewajaran. Dan tetap diingat bahwa
faktor genetik memegang peranan penting. Selama kita tahu persis tetua Louhan
yang dipelihara adalah dari jenis cichlid dengan kepala jenong, maka louhan
yang dipelihara, setelah sampai pada masanya, akan berkepala jenong.
Sebagian tulisan dibuat oleh Wahyu Purwakusuma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar